KREATIVITAS
Pengertian kreativitas
menurut beberapa tokoh
Apa
sih kreativita situ ?? banyak sekali pendapat mengenai apa itu kreativitas.
Berikut pengertian kreativitas menurut beberapa tokoh. .
Menurut
buku Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (20011:41) Baron mendefinisikan bahwa
kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang
baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai
kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.
Guilford
menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri
seorang kreatif. Guilford mengemukakan dua cara berfikir, yaitu berpikir
konvergen dan divergen. Car berpikir konvergen adalah cara-cara individu dalam
memikirkan sesuatu dengan berpandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar.
Sedangkan berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai
alternatif jawaban terhadap suatu persoalan. Guilford menekankan bahwa
orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara-cara berpikir divergen dari pada
konvergen.
Berdasarkan
pendapat para tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan karya-karya yang baru yang dapat berwujud aktivitas
imajinatif dan kreativitas juga dapat memahami kesenjangan atau hambatan dalam
hidupnya, orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara-cara divergen dan mengomunikasikan karya-karyanya serta
memodifikasi karya-karya yang baru lalu diterapkan ke dalam suatu tindakan.
Tahap
– Tahap Perkembangan Kreatifitas
Menurut
M. Ali dan Asrori (2011, 51) tahap –tahap perkembangan kreatifitas, Proses
kreatif berlangasung mengikuti tahap – tahap tertentu. Tidak mudah
mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu proses kreatif itu
sedang berlangsung. Apa yang diamati ialah gejalanya berupa prilaku yang
ditampilkan individu. Menurut M. Ali dan Asrori (2011, 51) tahap –tahap
perkembangan kreatifitas meliputi :
1. Persiapan
(Preparation)
Pada tahap ini, individu berusaha
mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalahyang dihadapi.
Individu mencoba memikirkan berbagai alternatif pemecahan terhadap masalah yang
dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalamanyang dimiliki, individu
berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk
memecahkan masalah itu. Namun, pada tahap ini belum ada arah yang tetap
meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternatif pemecahan masalah. Pada
tahap ini masi amat diperlukan pengembangan kemampuan berpikir divergen.
2. Inkubasi
(Incubation)
Pada tahap ini, proses pemecahan masalah
“dierami” dalam alam prasadar, individu seakan – akan melupakannya. Jadi pada
tahap ini individu seolah – olah melepaskan diri untuk sementara waktu dari
masala yang dihadapinya, dalam pemikiran tidak memikirkan secara sadar
melainkan “mengendapkannya” dalam alam prasadar. Proses inkubasi ini dapat
berlangsung lama, (berhari – hari atau bahkan bertahun - tahun) dan juga bisa
sebentar (beberapa jam saja) sampai kemudian timbul inspirasi atau gagasan
untuk pemecahan masalah.
3. Iluminasi
(ilumination)
Tahap ini sering disebut sabagai tahap
munculnya instigh. Pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan –
gagasan serta proses – proses psikologi
yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Ini timbul
setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau juga bisa sebentar pada tahap
inkubasi.
4. Verifikasi
(Verivication)
Pada
tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan kovergen
serta menghadapkannya pada realitas. Pada tahap ini, pemikiran divergen harus
diikuti pemikiran konvergen. Pemikiran sikap spontan harus diikuti oleh
pemikiran selktif dan sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti secara
kritik. Firasat harus diikuti oleh pemikiran logis. Keberanian harus diikuti
oleh sikap – sikap hati –hati. Imajinasi harus diikuti oleh pengujian yang
relitas.
Ciri
–ciri Kreativitas Remaja
Menurut
David Cambell, dalam A.M Mangunhardjana (1986,27), ciri- ciri pokok, meliputi
1. Kelincahan
mental – berpikir dari segala arah
Kelincahan mental (mental agility)
adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan –
gagasan,konsep,lambang-lambang,kata-kata,angka-angka, dan khususnya melihat
hubungan- hubungan yang tak biasa antara ide-ide,gagasan-gagasan dan sebagainya
itu.
Berpikir ke segala arah (divergent
thinking) adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan ,menyebar ke
segala arah, segi. Daripada langsung sibuk mencari jawaban yang benar ,
berpikir ke segala arah mendorong kita untuk mencari berbagai jawaban yang
berbeda , yang mungkin.
2. Fleksibilitas
konseptual
Fleksibilitas konseptual (conceptual
flexbility) adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti cara memandang ,
pendekatan ,kerja yang tak jalan.
3. Orisinalitas
Orisinalitas (originality) adalah
kemampuan untuk menelorkan ide , gagasan , pemecahan , cara kerja yang taidak
lazim , (mesti tak selalu baik ), yang jarang, bahkan “mengejutkan “.
4. Lebih
menyukai kompleksitas daripada simplisitas
Dari penyelidiki diketemukan bahwa pada
umumnya, orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan daripada kemudahan ,
memilih tantangan dari keamanan, cenderung pada yang banyak tali-temalinya
(complexity) dari yang sederhana (simplicity). Akibatnya meraka dapat bertemu
dengan gagasan-gagasan aneh, tali-temali antaraperkara yang mengejutkan , dan
hal-hal baru daripada orang-orang yang puas dengan yang mudah , aman dan
sederhana.
5. Kecakapan
dalam banyak hal
Para manusia kreatif pada umumnya
mempunyai banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple skills).
6. Kemampuan
untuk berkerja keras
Apabila orang-orang kreatif melukiskan
diri, mereka menyatakan hal yang sama, hanya dengan ungkapan yang berbeda:
“Saya hanya bekerja keras....”. Mereka bekerja keras membanting tulang, memeras
tenaga berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Mereka sungguh-sungguh hidup dalam arena kreatif, entah di bidang seni, imu,
atau profesi mereka di bidang politik, hukum, dagang, dan lain-lain. Pekerjaan
mereka sungguh-sungguh “menelan” hidup meraka, seperti kata Bagong Kussudiardjo
pada suatu hari : “ saya ini seorang seniman. Maka yang saya oikirkan dan
kerjakan sejak bangun tidur pagi sampai banin tidur pagi berikutnya adalah
seni. Yah, hanya seni saja...”.
7. Berpikiran
mandiri
Orang-orang kreatif memiliki rasa
individual yang kuat. Mereka membuat keputusan sendiri. Mereka percaya kepada
daya pikir mereka. Mereka mempunyai pendapat sendiri ( independent judgement).
8. Pantang
menyerah
Sebagian karena percaya atas pikirannya
sendiri dan tidak selalu ambil pusing pendapat-pendapat orang lain dan sebagian
karena mempunyai gambaran baik tentang diri sendiri sebagai akibat keberhasilan
di masa lampau, orang-orang kreatif tidak takut gagal. Mereka mau, rela, senang
untuk mencoba lagi dan pantang menyerah. Meraka memiliki daya lentuk dan lentur
(resilience). Kadang-kadang mereka bahkan tidak melihat kegagalan sebagai
kegagalan, tetapi sekedar gangguan kecil yang tak mengenakkan di jalan menuju
sukses.
9. Mampu
berkomunikasi dengan baik
Pencipta paling cemerlang di dunia,
tetapi tanpa kecakapan berkomunikasi, akan tidak efektif. Orang-orang kreatif
pada umumnya juga komunikator-komunikator yang baik ( good communicators),
mendalam, jelas dan bagus. Hal ini tidak berlaku di bidang sastra, drama, TV,
film, tetapi juga di bidang ilmu dan arsitektur. Karena untuk mewujudkan “
impian “ mereka, meraka harus menjelaskan perkara dan meyakinkan orang. Tanpa
kecakapan komunikasi, ide, atau gagasan mereka tidak ditangkap dengan lengkap
dan benar. Tanpa kecakapan komunikasi, argumen-argumen mereka tak terumuskan dengan
baik dan meyakinkan orang. Maka tidak mengherankan bahwa pada umumnya,
orang-orang kreatif adalah penulis dan penceramah yang baik. Oleh kecakapan
itu, mereka menarik perhatian masyarakat untuk suatu karya cipta yang baru,
berupa ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru.
10. Keinginan
tahu intelektual
Orang-orang kreatif mempunyai keinginan
tahu (intellectual curiosity) yang tak habis-habisnya mengenai hal-hal yang
ditemukan dalam hidup mereka. Pegangan kerja pada wartawan yang lazim: apa, di mana,
kapan, siapa, bagaimana, seperti sudah menyatu dengan dirinya. Berhadapan
dengan suatu alat baru misalnya, mereka terus mengajukan serentetan pertanyaan:
alat apa itu, di mana pabrik yang memproduksinya, kapan dibuat, siapa
penemunya, bagimana cara kerjanya? Mereka selalu bertanya, mempertanyakan,
mecari informasi, memikir-mikirkan kemungkinan- kemungkinan baru.
11. Kaya
homur dan fantasi
Kebanyaaan orang-orang kreatif memiliki
rasa humor ( sense of humor ) yang
tinggi dan kaya dengan fantasi ( fantasy ). Mereka mencari yang aneh-aneh dan
kurang menaruh minat untuk mengatur pikiran, emosi, dorongan hati dan gejolak
jiwa mereka. Mereka hidup dalam dunia yang penuh permainan dan khayalan. Mereka
mampu mendapatkan dunia yang luas dan penuh dengan berbagai unsur menarik. Hal
ini mendoring mereka makin terjun dalam kegiatan-kegiatan kreatif dan ada-ada
saja yang dicipta.
Pendekatan
Terhadap Kreativitas
Pendekatan
dalam studi kretivitas menurut Mohammad
Ali dan Asrori (2011;45) dapat dibedakan menjadi 2 jenis,yaitu sebagai pendekatan psikologis dan sosiologis
(Torrence,1981; Dedi Supriadi,1989) pendekatan psikolog lebih melihat
kretivitas dari segi kreativitas yang ada dalam diri individu sebagai
fektor-faktor yang menentukan kretivitas,seperti inteligensi, bakat, motivasi,
sikap, minat, dan disposisi kepribadian lainnya. Salah satu pendekatan psikolog
yang digunakan untuk menjelaskan kreativitas adalah pendekatan holistik.
Pendekatan sosiologis berasumsi bahwa
kreativitas individu merupakan hasil dari proses interaksi sosial, dimana
individu dengan segala potensi dan disposisi kepribadiannya dipengaruhi oleh
lingkungan sosial tempat individu itu berada, yang meliputi ekonomi, politik,
kebudayaan dan peranan keluarga
Hambatan
yang menghalangi kreativitas dan Upaya Membantu Perkembangan Kreatifitas dan
Implikasinya Bagi Pendidikan
1. Pilihan
karier sering tidak realistis atau terlalu tinggi.
Kemampuan kreatif anak cenderung
memiliki karier yang tidak realistis atau tidak lazim sejauh di presepsi oleh
lingkungannya. Kondisi psikologi seperti ini jika tidak di arahkan atau di
bimbing dengan baik untuk mengarahkan kepada pilihan yang tepat bisa berakibat
menimbulkan frustasi pada karir yang kurang tepat.
2. Hubungan
dengan teman sebaya dan guru sering kali
terlalu kritis, berani menentang pendapat yang tidak disetujui, dan terlalu
kuat mempertahankan pendapatnya sendiri.
Potensi
kreatifitasnya yang cenderung kritis, memiliki pendapat sendiri, tidak mudah
percaya dan kadang memiliki keinginan berbeda. Sifat-sifat seperti inilah yang
sering kali menyebabkan dijauhi teman atau kurang disenangi guru.
3. Perkembangan
yang tidak selaras antara aspek intelektual dengan aspek emosional dan
sosialnya.
Terkadang potensi kreatif tidak dapat
mengakomodasi dengan lingkungan, masalah ini disebut uneven development antara
kematangan intelektual dengan aspel emosional dan sosialnya.
4. Selalu
memerlukan dan memiliki tokoh ideal. Jika tidak ada tokoh-tokoh ideal yang
sangat didambakannya, dikhawatirkan mengidealkan tokoh yang salah.
Kelangkaan tokoh ideal karena kelangkaan
informasi dapat mengakibatkan anak kreatif tersesat kepada pilihan tokoh ideal
yang salah. Masalah kadang muncul dan bisa menghambat kekreatifitasan anak, hal
ini tidak lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan pribadi anak ataupun lingkungannya, masalah-masalah yang sering di alami
anak-anak kreatif yaitu :
Faktor-faktor
yang mengahambat berkembangnya kreativitas menurut Muhammad Ali (2011,57) adalah sebagai berikut
:
a. Adanya
kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung risiko, atau
upaya mengejar sesuatu yang belum di ketahui.
b. Konformitas
terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial.
c. Kurang
berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
d. Stereotip
peran seks atau jenis kelamin.
e. Diferensiasi
antara bekerja dan bermain.
f. Otoritarianisme.
g. Tidak
menghargai terhadap fantasi dan
khayalan.
Sejalan dengan pembahasan tentang
hambatan yang menghalangi kreativitas menurut David dalam A.M Mangunhardjana
(1986, 56-62)
a. Takut
gagal
b. Terlalu
sibuk dengan tata tertib dan tradisi
c. Gagal
melihat kekuatan yang ada
d. Terlalu
pasti
e. Enggan
untuk mempengaruhi
f. Enggan
untuk bermain - main
g. Terlalu
mengharap hadiah
Peran
Lingkungan yang Mendorong Perkembangan Kreativitas
1. Peranan
Sekolah Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Menurut Utami Munandar (2009,76)
karakteristik guru anak berbakat dapat digolongkan menjadi karakteristik
filosofis, professional, dan pribadi. Karakteristik filosofis penting karena
pandangan guru mengenai pendidikan ikut menentukan pendekatan mereka terhadap siswa di kelas. guru anak berbakat perlu
mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis, serta mempunyai kompetensi dan
minat terhadap proses pembelajaran. Karakteristik professional meliputi
strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa berbakat, keterampilan bimbingan
dan penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologi siswa berbakat.
Karakteristik pribadi meliputi empati, dan toleransi terhadap ketaksaan
(ambiguity), kesejatian, aktualisasi diri, dan antusiasme (semangat). Persiapan
guru aak berbakat dapat melalui program bergelar atau program pelatihan dalam
jabatan. program pelatihan dalam jabatan
adalah pelatihan jangka pendek. Saran Gallagher dan Renzulli berguna untuk
merencanakan pelatihan efektif bagi guru. Kita perlu membedakan peranan mentor
pribadi yang di pilih anak dan mentor narasumber yang dipilih oleh sekolah.
Orang tua dapat membantu penyelenggaraan program anak berbakat disekolah,
misalnya ikut merancang berbagai kegiatan belajar, mencari narasumber,
merencanakan karya wisata, dan sebagainya. Peranan dari psikolog dan konselor
dibahas dengan penekanan pada kebutuhan anak interaksi yang terus menerus dan
dialogis untuk membeeri nasihat, dukungan dan bantuan dalam membantu
pengembangan sepenuhnya dari anak berbakat.
Sejauh mana guru dapat mengajar
kreativitas? Ditinjau dari model Amabile, kreativitas merupakan titik atau
daerah pertemuan antara tiga komponen. Dari tiga komponen ini, keterampilan
bidang dapat dilatih oleh guru, demikian pula keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, namun motivasi intrinsik
tidak dapat diajarkann secara langsung, tetapi dapat tumbuh dalam iklim kelas
yang menunjang kreativitas.
Sikap guru dalam pembelajaran yang
meningkatkan motivasi internal dan prestasi belajar siswa, ialah jika memberi
instruksi tanpa mengawasi tetapi mengarahkan, di bandingkan dengan pemberian
instruksi tanpa pengarahan atau pemberian instruksi yang mengawasi dan
mengarahkan, yang terakhir sangat membatasi otonomi anak. Anak akan kreatif
jika guru mendorong otonomi anak.
Kelas terbuka dengan struktur yang tidak
kaku dan memberikan perhatian individual, lebih memupuk pengembangan
kreativitas anak dibandingkan dengan kelas tradisional.
2. Peranan
Keluarga Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Menurut Utami Munandar (2009,) Penting pula
peranan kelompok orang tua anak berbakat sebagai pendukung program anak
berbakat di sekolah, misalnya dalam mencari mentor, membantu pelaksanaan
program anak berbakat, dan dapat membantu mengajar jika memiliki keahlian
tertentu.
Dalam modelnya tentang Persimpangan
Kreativitas, Amabile menekankan bahwa keberhasilan dalam perwujudan kreativitas
ditentukan oleh tiga faktor yang saling berkait, dan titik pertemuan antara
ketiga faktor inilah yang menentukan keunggulan kretif, yaitu pertama
keterampilan dalam bidang tertentu, keterempilan berpikir dan bekerja kreatif, dan
motivasi intrinsik. Ia mencontohkan cirri-ciri motivasi intrinsic dan ciri-ciri
motivasi intrinsik.
Referensi
Ali, Muhammad, Muhammad Asrori.
2011. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Bailess, Frederick. 2004. Hidup Kreatif Di Zaman penuh Problem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Campbell,
David. 1986. Mengembnagkan Kreativitas.
Yogyakarta : Kanisius.
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Semiawan
R,conny. 2010. Kreativitas Keberbakatan.
Jakarta: PT Indeks.
http;//12095mrh.blogspot.com/2013/10/peranan-keluarga-sekolah-masyarakat_15.html.
0 komentar:
Posting Komentar